Cara Menghindari Gejala Heat Stroke pada Anak di Dalam Ruangan

Sebagai negara tropis, Indonesia memiliki musim panas yang bisa cukup menyengat, bahkan untuk kita yang sebenarnya sudah terbiasa dengan teriknya matahari.

Ditambah dengan tingkat kelembaban yang tinggi, panas matahari tidak hanya terasa membakar kulit tapi juga membuat kita banyak berkeringat.

Salah satu ancaman ketika cuaca panas melanda adalah heat stroke yang memiliki resiko tinggi dan membahayakan. Tidak hanya saat terkena sinar matahari langsung, heat stroke juga rentan menimpa orang yang sedang berada dalam ruangan/mobil yang panas.

Pada balita dan anak kecil, ancaman heat stroke bahkan jauh lebih serius dan menjadi salah satu penyebab utama sindrom kematian mendadak atau SIDS.

Agar si kecil terhidar dari gejala heat stroke saat berada di dalam ruangan, bunda bisa melakukan beberapa tips berikut ini. 

cara menghindari gejala heat stroke pada anak di dalam ruangan

1. Kontrol suhu di dalam ruangan

Beruntunglah bunda jika memiliki AC (air conditioner) di dalam ruangan. Dengan adanya AC, kita dapat mengontrol suhu agar ruangan tetap sejuk meski di luar sana panas terik. Tubuh pun tidak perlu bekerja keras untuk mengimbangi suhu yang panas.

Suhu ideal untuk anak dan dewasa biasanya berkisar antara 24ºC - 26ºC. Namun untuk bayi yang baru lahir, suhu kamar idealnya bisa lebih dingin antara 18ºC - 20ºC.

Satu hal yang harus bunda perhatikan, umumnya pada musim panas yang cukup menyengat, kemampuan AC dalam mendinginkan ruangan seringkali menjadi tidak optimal. Untuk itu, bantu kerja AC dengan menutup rapat ruangan dan bila perlu menggunakan gordyn agar sinar matahari yang panas tidak langsung masuk ke dalam ruangan.

Meski suhu kamar telah disesuaikan, bunda juga harus tetap mengawasi si kecil yang sedang tertidur. Periksa suhu tubuh mereka dengan menyentuh badan atau area leher yang dekat dengan tulang belakang. Jika tubuhnya berkeringat atau suhu tubuhnya terlalu panas atau dingin, segera sesuaikan suhu di dalam ruangan.

2. Pastikan ruangan memiliki sirkulasi udara yang baik

Jika di dalam ruangan tidak terdapat AC, pastikan sirkulasi udara tetap lancar agar udara panas bisa dialirkan dengan cepat. Salah satu caranya adalah dengan menggunakan kipas angin

Kipas di dalam ruangan bisa membantu mendistribusikan udara, serta mengurangi risiko resusitasi karbon dioksida yang dikeluarkan bayi. Menurut beberapa penelitian yang ada, hal ini dapat membantu mengurangi risiko SIDS pada bayi hingga 72 persen.

Namun sebelum menggunakan kipas angin, ada beberapa hal yang harus bunda perhatikan. 

Pertama, jangan mengarahkan kipas angin langsung ke tubuh atau kepala si kecil. 

Kedua, letakan kipas angin di tempat yang aman dan jauh dari jangkauan anak. 

Ketiga, buka jendela dan pintu kamar agar sirkulasi udara jauh lebih baik.

3. Gunakan pakaian yang nyaman

Tidak hanya ruangan saja yang harus memiliki sirkulasi udara yang bagus, pakaian anak juga harus disesuaikan agar sirkulasi udara di sekitar tubuhnya juga lancar.

Di cuaca yang panas, hindari pakaian dengan bahan yang tebal dan tidak menyerap keringat. Selain itu, pakaian yang terlalu ketat juga harus dihindari untuk mengurangi gejala heat stroke pada anak. Janga lupa juga, lepaskan penutup kepala, pita, dan aksesoris lainnya saat si kecil tertidur.

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama