Waspada Bahayanya Saat Menggunakan Bantal Bayi

Bila kita baru saja memiliki buah hati, ada banyak hal baru yang harus kita pelajari. Uniknya, tidak semua hal yang biasa kita lakukan bisa diaplikasikan pada si bayi.

Salah satunya adalah masalah bantal.

Lho, bantal?

Iya, bantal yang suka kita pakai untuk tidur itu lho!

Apakah Bunda masih sering membiarkan si kecil tidur dengan bantal? Hati-hati ya, Bun. Ternyata ada resiko tersendiri bila bayi tidur menggunakan bantal. Bahaya penggunaan bantal bagi bayi tidak hanya bisa membuat bayi sakit, namun juga menyebabkan kematian.

Tentu Ayah dan Bunda tidak mau hal ini terjadi pada si buah hati, bukan?

Berdasarkan rekomendasi dari The U.S Consumer Product Safety Commision, ada baiknya bayi yang berusia di bawah 12 bulan dibiarkan tidur tanpa bantal. Namun tingginya kasus kematian pada bayi akibat Sindrom Kematian Mendadak (SIDS), terutama di Amerika Serikat, membuat para dokter tidak mengajurkan penggunaan bantal untuk balita di bawah usia 2 tahun.

Di Indonesia sendiri bantal cukup banyak dipakai pada bayi untuk mencegah kepala peyang pada bayi.

Kepala peyang pada bayi, atau sindrom kepala datar pada satu sisi, dapat terjadi karena tekanan yang terjadi terus-menerus pada satu sisi kepala bayi. Hal ini biasanya terjadi jika kepala bayi tidak berganti posisi, miring ke kanan atau ke kiri, dalam kurun waktu yang cukup lama.

Pemakaian bantal diharapkan bisa mengurangi efek peyang pada kepala bayi, namun siapa sangka bahayanya justru ternyata lebih besar.

waspada bahaya menggunakan bantal pada bayi di bawah 1 tahun

Bahaya Bantal bagi Bayi yang Harus Diwaspadai Orangtua

1. Bantal bisa membuat bayi mengalami sesak napas

Hal ini bisa terjadi bila kita menggunakan bantal yang terlalu empuk. Dengan begitu, muka bayi akan terbenam di dalam bantal bila ia berguling ke samping.

Hal ini tentu berbahaya karena bantal tersebut dapat menutup jalur pernapasannya dan membuatnya sesak nafas.

2. Risiko bayi tersedak

Inilah sebabnya kita harus selalu memperhatikan bantal yang digunakan oleh si kecil. Bantal yang robek bisa membuat isinya keluar dan bila tertelan atau terhirup oleh bayi bisa membuatnya tersedak.

3. Risiko alergi

Bantal dan sarung bantal bisa menjadi sarang tungau atau kutu kasur. Selain itu bantal juga bisa menjadi tempat berkumpulnya debu yang dapat membuat bayi mengalami alergi.

Hal ini perlu diwaspadai karena tubuh dan kulit bayi jauh lebih sensitif dibanding anak yang lebih dewasa. Ini membuat resiko alergi pada bayi menjadi lebih tinggi juga.

4. Bayi kesulitan bergerak dan berisiko tersedak

Hal ini terjadi jika bayi tidur dengan bantal berbentuk U diletakkan di kepalanya. Hal yang sama juga bisa terjadi bila saat tidur sekitar tubuh bayi dikeliling bantal, dari kepala dan kedua samping tubuhnya. Dalam posisi tersebut, bayi akan kesulitan bergerak, memutar kepala, atau membalikan badan.

Ini bisa menjadi situasi berbahaya jika bayi mengalami gumoh atau muntah. Dengan posisi kepala yang terkunci, bayi tidak bisa memalingkan wajah sehingga berisiko tersedak oleh muntahannya sendiri.

5. Bayi terguling ke bawah bantal


Jika bayi tidur di ujung bantal, bayi bisa saja terjatuh dan terguling ke samping bantal. Hal yang lebih parah adalah bayi tertindih bantal yang digunakannya.

Leher bayi yang baru lahir belum cukup kuat untuk mengangkat dirinya sendiri, atau untuk sekedar membalikkan badan. Jadi bila ia sudah terguling ke bawah bantal, sulit bagi si bayi untuk keluar dari perangkap bantal tersebut.

Alasan inilah yang sering menjadi penyebab terjadi kematian mendadak pada bayi (SIDS) saat tidur dengan bantal.

Tips Menghindari Bahaya Bantal Bagi Bayi

Untuk menghindari bahaya pemakaian bantal pada bayi, bunda dapat melakukan beberapa langkah antisipasi.

Hal pertama yang harus dilakukan adalah membuat bayi tidur dalam posisi terlentang pada alas yang rata atau minimal tidak terlalu cekung saat ditiduri bayi. Selain itu jauhkan bantal dari sekeliling bayi kecuali bila ada yang mengawasi si kecil saat tidur.

Untuk bantalnya sendiri usahakan untuk memilih bantal yang memiliki resiko alergi paling rendah untuk bayi. Pilih bantal yang terbuat dari bahan lembut yang tidak membuat bayi iritasi. Selain itu, pastikan tidak ada hiasan seperti tumbai, manik-manik, kancing, atau hiasan lain yang bisa terlepas dan tertelan bayi.

Terakhir, jangan lupa untuk sering memeriksa robekan pada bantal dan mencucinya dengan rutin agar bantal tidak menjadi sarang debu dan kuman serta bebas dari sisa keringat dan susu bayi.

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama