Anak di bawah usia lima tahun umumnya sedang sangat aktif dan gemar mengeksplorasi dunia di sekitarnya. Jadi jangan heran jika si kecil memiliki rasa penasaran yang tinggi dan selalu ingin melihat, mencium, atau menyentuh banyak hal.
Namun dengan daya tahan tubuh yang tidak sebaik orang dewasa, anak balita seringkali lebih mudah terkena penyakit. Salah satunya melalui virus dan bakteri yang bisa menempel pada benda-benda yang dimainkannya. Belum lagi jika anak sering bermain di tempat yang kurang higienis atau suka jajan sembarangan.
Nah, agar bunda bisa lebih waspada, kenali dulu daftar penyakit anak yang disebabkan oleh infeksi bakteri berdasarkan direktori penyakir di SehatQ.com berikut ini.
1. Batuk Rejan (Pertusis)
Batuk rejan atau pertusis berbeda dengan batuk biasa. Salah satu ciri khasnya adalah adanya suara tarikan napas kencang di awal. Selain itu batuk pun bisa berlangsung cukup lama hingga tiga bulan lamanya, sehingga penyakit ini seringkali disebut sebagai penyakit batuk 100 hari oleh orang Indonesia.
Pertusis sendiri termasuk penyakit infeksi saluran pernapasan yang sangat menular. Bila tidak diatasi dengan baik, batuk rejan dapat menyebabkan banyak komplikasi, terutama pada bayi.
Batuk rejan disebabkan karena adanya infeksi bakteri Bordetella pertussis. Bakteri ini bekerja dengan cara menempel struktur seperti rambut-rambut halus yang melapisi saluran pernapasan bernama silia. Bakteri ini lalu akan melepaskan racun yang dapat merusak silia dan membuat saluran pernapasan membengkak.
Untuk mencegahnya, bunda bisa memberikan vaksin pertusis yang bisa didapat dari imunisasi DPT (difteri, pertusis, tetanus). Pemberian pertama biasanya dilakukan saat bayi berusia di bawah 4 bulan. Setelah itu si kecil bisa mendapatkan vaksin DPT ulangan saat usianya lebih dari 18 bulan. Tidak hanya itu, pastikan si kecil memiliki gaya hidup bersih dan sehat agar tidak mudah terkena infeksi bakteri yang menyebabkan batuk rejan.
2. Disentri
Disentri adalah penyakit akibat infeksi bakteri yang dapat menyerang usus dan menyebabkan penderitanya mengalami diare parah selama 3-7 hari. Diare biasanya disertai dengan darah, dan pada beberapa kasus kadang juga dibarengi dengan lendir.
Penyakit disentri umumnya disebabkan oleh dua hal, yaitu oleh bakteri (Shigella, Campylobacter, Salmonella, dan E.coli) atau karena infeksi amoeba bernama Entamoeba histolycia.
Disentri yang disebabkan oleh amoeba merupakan jenis penyakit disentri yang banyak menyerang daerah tropis dengan tingkat sanitasi yang buruk. Sedangkan disentri akibat bakteri bisa terjadi di lebih banyak tempat, termasuk di tempat beriklim dingin. Selain itu gejalanya juga lebih ringan dibanding gejala disentri akibat amoeba.
3. Tipes (Demam Tifoid)
Tipes atau demam tifoid adalah penyakit yang menyebabkan penderitanya mengalami gejala demam, kelelahan, sakit kepala, penurunan nafsu makan, dan gangguan pencernaan, seperti diare, sakit perut, serta mual muntah.
Penyakit ini disebabkan oleh infeksi bakteri Salmonellia typhi yang dapat berpindah melalui makanan atau air yang sudah terkontaminasi, serta kontak dekat dengan penderita penyakit ini.
Demam tifoid atau tipes sendiri adalah salah satu penyakit akibat infeksi bakteri yang cukup sering terjadi di Indonesia. Untuk mengobatinya, bunda bisa memberikan antibiotik sesuai dengan anjuran dokter. Selain itu pastikan bunda dan keluarga menerapkan gaya hidup bersih dan sehat agar terhindar dari penyakit ini. Jangan lupa juga untuk memberi si kecil vaksin tifoid yang bisa diberikan pada anak mulai dari usia 2 tahun.
4. Tuberkulosis
Tuberkulosis atau TBC adalah salah satu penyakit yang menyebabkan kematian tertinggi. Berdasarkan data Kementrian Kesehatan, pada tahun 2018 saja terjadi lebih dari 800 ribu kasus di Indonesia.
Penyakit TBC sendiri disebabkan oleh infeksi bakteri Mycobacterium tuberculosis. Bakteri ini bisa menyerang berbagai organ tubuh meski umumnya menyerang paru-paru.
Dengan daya tahan tubuh yang belum berkembang sempurna, anak-anak lebih berisiko untuk terkena TBC dibanding orang dewasa. Bila terjadi pada anak, TBC biasanya akan menunjukan gejala seperti batuk yang tidak kunjung sembuh, demam yang berlangsung lama, turunnya berat badan, serta terlihat lesu dan kurang aktif.
5. Paru-Paru Basah (Pneumonia)
Pneumonia adalah suatu penyakit akibat infeksi yang menyerang paru-paru dan menyebabkan penderitanya mengalami berbagai gejala seperti sesak napas dan batuk-batuk. Pneumonia umumnya disebut juga sebagai penyakit paru-paru basah dan banyak muncul pada anak usia balita.
Penyebab pneumonia sendiri bisa disebabkan oleh banyak hal, mulai dari bakteri, jamur, maupun virus. Namun sebagian besar kasus ini disebabkan oleh bakteri Streptococus pneumonia yang menyerang paru-paru.
Anak yang terkena paru-paru basah bisa mengalami gejala berbeda tergantung penyebabnya. Pada pneumonia yang disebabkan oleh infeksi bakteri, gejala bisa muncul dengan cepat dengan kondisi seperti munculnya batuk berdahak, nyeri dada, lemas, nafsu makan berkurang, demam, hingga diare.
Penyakit pneumonia dapat dicegah dengan memberikan si kecil imunisasi tau vaksin yang dapat melindunginya dari 13 jenis pneumonia. Imunisasi ini diberikan selama 3 kali dosis besar dan 1 kali dosis booster, mulai saat anak berusia 2 bulan dengan interval pemberian antara 4-8 minggu.