Bunda mungkin pernah mendengar tentang kolin. Tidak hanya baik untuk orang dewasa, kolin juga diperlukan oleh si kecil dalam masa tumbuh kembangnya.
Tapi sebenarnya apa itu kolin? lalu apa saja manfaatnya untuk tubuh?
Apa Itu Kolin?
Kolin adalah senyawa kimia yang dapat larut di air dan memiliki fungsi yang mirip dengan vitamin. Kolin sendiri masih berhubungan dengan folat serta vitamin B kompleks.
Pada tubuh, kolin diproduksi oleh organ hati. Meski begitu jumlahnya sangat minim dan belum memenuhi kebutuhan kolin harian sehingga bunda perlu mendapatkannya dari asupan makanan.
Berapa Kebutuhan Kolin Harian?
Kebutuhan kolin pada setiap orang akan berbeda tergantung usia dan jenis kelamin. Selain itu ibu yang sedang hamil atau menyusui juga memiliki kebutuhan kolin yang berbeda pula.
Manfaat Kolin
1. Menjaga kesehatan otak dan meningkatkan kecerdasan anak
Kolin adalah salah satu zat yang bisa membantu menjaga kesehatan otak dan mengatur mood. Dari sebuah penelitian yang diterbitkan oleh The American Journal of Clinic, ditemukan bahwa asupan kolin ternyata mampu meningkatkan fungsi kognitif otak serta penyimpanan memori verbal dan visual pada 1.200 orang berusia 36-83 tahun tanpa pertanda demensia
Selain itu kolin juga bermanfaat untuk membantu sinyal membrane sel, metabolisme dan transport lipid, serta perkembangan otak di usia dini si Kecil. Karena itulah, senyawa kolin banyak ditambahkan pada produk susu atau makanan bayi siap saji.
2. Menjaga fungsi hati
Kolin dapat membantu memproduksi zat yang dibutuhkan untuk mengangkut kolesterol dari hati. Makanya, kekurangan zat ini dapat menyebabkan perkembangan perlemakan hati akibat terkumpulnya lemak dan kolesterol dalam organ tersebut. Jika dibiarkan, lama-kelamaan hal ini bisa menyebabkan kerusakan pada hati.
3. Menjaga kesehatan jantung
Kolin akan sangat berguna untuk mengendalikan kadar homosistein dalam darah. Tingginya kadar homosistein dapat berakibat buruk dan meningkatkan risiko penyakit kardiovaskular. Selain itu tingginya kadar homosistein juga dapat memicu terjadinya aterosklerosis dan trombogenesis.
4. Menjaga kehamilan dan tumbuh kembang anak
Kolin akan sangat baik dikonsumsi oleh ibu hamil. Zat ini dapat membantu proses pertumbuhan organ-organ penting bayi, seperti otak dan tulang belakang. Dari beberapa studi, kolin diklaim dapat mencegah terjadinya bayi lahir dengan cacat tabung saraf, yang meliputi spina bifida dan anencephaly.
Tidak hanya itu, menurut studi yang diterbitkan oleh american Journal of Epidemology juga ditemukan bahwa asupan makanan tinggi kolin selama kehamilan, terutama di trimester dua, ternyata mampu meningkatkan ketajaman memori visual anak ketika mereka berusia 7 tahun.
5. Membantu meningkatkan mood
Kolin dipercaya dapat meningkatkan sensitivitas reseptor sel terhadap dopamin dan norepinefrin. Dua bahan kimia ini bertanggung jawab untuk membantu kita untuk lebih fokus dan merasa bahagia. Ada penelitian yang bahkan menunjukkan bahwa penyakit Parkinson, yang sebagian disebabkan oleh kurangnya aktivitas dopamin di otak, dapat diperbaiki dengan mengonsumsi kolin.
Kolin juga merupakan komponen penting dari asetilkolin, neurotransmitter penting lainnya yang berperan dalam sistem saraf simpatis dan parasimpatis. Ini adalah salah satu target utama anestesi, dan kolin mungkin memainkan peran penting dalam pemulihan dari penggunaan anestesi.
Efek Samping Kolin
Saat tubuh kekurangan kolin, maka akan muncul gejala seperti lemah, letih, lesu, nyeri otot, perubahan mood, hinggga daya konsentrasi yang melemah.
Namun sat dikonsumsi secara berlebihan, kolin malah bisa menyebabkan mual, muntah, tekanan darah yang menurun, banyak berkeringat, hingga menyebabkan bau badan. Meski begitu hal ini tidak perlu terlalu dikhawatirkan karena gejala ini tidak akan muncul begitu saja jika kelebihan kolin berasal dari makanan yang bunda konsumsi setiap hari.
Makanan yang Mengandung Kolin
Meski kolin secara alami diproduksi oleh hati, jumlahnya terlalu sedikit sehingga bunda perlu menambahnya melalui makanan yang dikonsumsi setiap hari.
Untuk menambah asupan kolin harian, bunda bisa mengkonsumi makanan sumber kolin seperti telur, dada ayam, daging, hati sapi, atau makanan laut.
Selain itu kolin juga banyak ditemukan pada susu dan produk olahannya, kacang hijau, brokoli, serta beberapa sayuran hijau lainnya.