Popok sekali pakai jadi salah satu perlengkapan bayi yang umumnya disediakan orang tua di rumah, terutama jika si kecil masih berusia di bawah 3 tahun. Dengan adanya popok sekali pakai, bunda tidak perlu khawatir jika anak ingin buang air. Kotoran pun akan lebih mudah dibersihkan tanpa mengotori rumah.
Meski praktis, popok sekali pakai juga memiliki kerugian yang mungkin tidak bunda sadari. Nah, supaya lebih jelas, simak dulu yuk kelebihan dan kekurangan popok sekali pakai berikut ini.
Kelebihan Popok Sekali Pakai
1. Praktis
Praktis menjadi alasan umum yang biasanya terlontar dari bunda. Penggunaan popok sekali pakai ini memang tidak repot dan bisa dibuka pasang dengan cepat sehingga menghemat banyak waktu.
Apalagi jika si kecil sering buang air kecil, penggunaan popok tentu akan memudahkan bunda, karena popok sekali pakai dapat menampung cukup banyak cairan dalam sekali pakai. Makanya popok sekali pakai seringkali digunakan saat bepergian karena lebih praktis digunakan. Sampahnya pun bisa langsung dibuang di tempat sampah tanpa harus dibawa puulang dan dicuci untuk dipakai kembali.
2. Tidak mengganggu aktivitas si kecil
Penggunaan popok akan mengganggu aktivitas si kecil dan membuatnya tidak nyaman. Tergantung jenis popok yang digunakan, umumnya popok sekali pakai bisa menampung hingga 5 kali buang air kecil.
Dengan begitu, si kecil dapat melanjutkan tidur atau bermain kembali sesuai dengan keinginannya. Bunda juga tidak perlu terlalu sering mengganti popok kecuali saat ia buang air besar.
3. Tersedia dalam berbagai ukuran
Popok sekali pakai umumnya tersedia dengan berbagai ukuran. Dengan begitu bunda bisa memilih popok yang sesuai dengan berat badan serta usia bayi. Bayi pun bisa menggunakan popok dengan pas dan nyaman tanpa merasakan iritasi pada bagian pinggang atau area selangkangan.
Kekurangan Popok Sekali Pakai
4. Boros
Jika dihitung-hitung, harga popok standar per pcs sebenarnya cukup murah, sekitar Rp2.500-3.000 saja. Popok lain yang berbahan sangat lembut atau popok khusus penggunaan malam harganya akan sedikit lebih mahal lagi, hingga 2-3 kali lipatnya.
Meski sekilas cukup murah, penggunaan popok umumnya bisa cukup sering setiap harinya. Jika si kecil masih cukup kecil dan sering buang air besar, pengeluaran untuk popok bisa cukup besar per bulannya.
5. Harus lebih hati-hati dalam memilih popok
Mungkin tidak banyak bunda yang sadar jika popok menggunakan beberapa bahan kimia yang diklaim digunakan untuk membuat popok lebih steril dan mencegah timbulnya iritasi pada kulit bayi yang masih sensitif.
Sayangnya tidak semua popok menggunakan formula yang sama. Beberapa bahkan pernah diketahui menggunakan bahan yang cukup reaktif dengan kulit si kecil. Jadi alih--alih mendapatkan hal yang praktis, pemakaian popok malah bisa menimbulkan masalah baru seperti ruam popok atau iritasi kulit parah.
6. Sulit untuk diajarkan potty training
Karena praktis dan tidak membuat bunda repot, tidak jarang popok terus digunakan bahkan ketika si kecil sudah beranjak cukup besar. Hal ini justru harus dihindari karena si kecil akan lebih lambat untuk belajar potty training dan buang air besar di tempat yang benar. Tidak hanya itu, akan pun akan lebih sering mengompol karena ia sudah terbiasa untuk buang air kecil di popok yang ia kenakan.
7. Mengotori lingkungan
Meski tampak tidak berbahaya, ternyata popok bisa memberi dampak negatif pada lingkungan di sekitar kita. Tidak hanya menimbulkan bau tak sedap, material popok juga ternyata tidak dapat diurai secara alami dengan cepat. Jadi popok sekali pakai yang bunda gunakan pada si kecil saat ini mungkin akan masih mengendap di tanah, bahkan ketika si kecil sudah memiliki cucu. Jika dibakar, asap hasil pembakarannya tentu akan membawa polusi yang membahayakan manusia.
Nah, itulah dia beberapa kelebihan dan kekurangan popok bayi sekali pakai dibanding popok kain atau jenis popok lainnya. Penggunaannya yang praktis tentu dapat membantu bunda dalam mengasuh si kecil, namun bunda juga perlu mewaspadai penggunaannya, terutama jika bunda peduli terhadap lingkungan.