Bayi berusia di bawah satu tahun umumnya masih rentan terhadap banyak hal seperti bakteri atau virus. Hal ini terjadi karena sistem tubuh si kecil yang belum bisa bekerja secara sempurna.
Tapi ternyata tidak hanya itu, posisi yang bisa dilakukan bayi pun terbatas, baik saat berada dalam gendongan maupun saat tertidur. Jangan sampai salah posisi malah membahayakan keselamatan buah hati tercinta.
Posisi bayi saat tidur sendiri adalah satu hal yang tidak boleh disepelekan. The American Academy of Pediatrics (AAP) menemukan ada lebih dari 3.500 kasus kematian bayi di Amerika Serikat yang berkitan erat dengan cara tidur bayi. Salah satu akibat ekstrim dari masalah ini adalah Sudden Infant Death Syndrome (SIDS).
Karena itulah kita harus selalu memperhatikan kebiasaan tidur bayi. Berikut adalah beberapa hal yang bisa bunda hindari untuk menjaga kenyamanan dan keselamatan bayi saat tidur.
1. Menggunakan mainan kesayangan bayi sebagai teman tidur
Beberapa balita dan anak kecil memiliki mainan favorit yang menjadi kesayangan mereka. Tidak jarang si anak tidak mau jauh dari mainan tersebut dan bahkan membawanya saat tidur. Ibu yang tidak ingin anaknya rewel biasanya akan membiarkan si kecil tidur dengan mainannya. Namun jika si kecil masih berusia kurang dari 6 bulan, ada baiknya perilaku ini tidak dibiasakan.
Bayi di bawah 6 bulan umumnya belum memiliki refleks motorik yang baik. Hal ini membuat bayi tidak bisa menepis atau menghindar saat ada mainan yang jatuh menimpa mereka. Jika mainan tersebut berbentuk padat seperti boneka, mainan ini bisa saja menutupi wajah dan hidung si kecil. Jika si kecil jadi kesulitan bernapas, hal ini bisa cukup membahayakan bagi mereka.
2. Bayi di bawah 1 tahun tidur dengan menggunakan bantal
Saat membeli perlengkapan tidur untuk si kecil, kita biasanya akan mendapatkan juga bantal beserta gulingnya. Padahal kedua barang ini mungkin belum akan kita perlukan, apalagi jika si kecil masih berusia di bawah 1 tahun. Sebaliknya, guling dan bantal bisa membahayakan si kecil, terutama yang bertekstur empuk dan halus.
Menurut penelitian ahli medis dari American Academy of Pediatrics (AAP), bantal baru dapat diberikan ketika bayi sudah memasuki usia 1 tahun. Pada usia tersebut kemampuan motorik dan refleks bayi sudah berkembang. Ketika bantal mulai menutupi wajah, si kecil sudah bisa menggerakkan tubuhnya untuk pindah ke posisi yang lebih aman.
Jika bunda ingin menggunakan bantal, lebih baik pilih bantal peang. Bantal jenis ini memiliki lekukan ke dalam sehingga bagian kepala bayi sulit berpindah posisi dan tidak mudah terguling dari bantal.
3. Menggunakan ranjang atau kasur untuk tidur bayi yang terlalu empuk
Kasur yang empuk dan halus pastinya menjadi idaman kita semua kan bun? Tapi jangan salah, kasur yang kita idamkan itu belum tentu baik untuk si kecil lho!
Kasur yang terlalu empuk justru dapat membuat si kecil melesak atau terbenam ke dalam kasur. Posisi badan bayi yang 'terjepit' dapat membuatnya kesulitan bernapas. Selain itu perhatikan juga selimut yang bunda pakai. Jangan menggunakan selimut yang terlalu berat agar bayi tidak kepanasan dan menghalangi gerak turun-naik paru-parunya.
4. Membiasakan si kecil tidur dalam posisi tengkurap atau miring
Umumnya, bayi yang berusia 3 bulan ke atas sudah bisa membalikan tubuhnya. Jadi jangan heran kalau bunda melihat si kecil tidur dalam posisi tengkurap atau miring. Posisi tidur bayi ini sebenarnya sangat berbahaya dan dapat memicu terjadinya SIDS. Dalam posisi tengkurap, bayi akan mendapatkan tekanan di area rahang. Udara dalam saluran pernapasan pun tertahan. Akibatnya, oksigen akan kesulitan masuk.
Biasanya, orangtua berpikir si kecil merasa nyaman dengan posisi tidur tersebut. Itu sebabnya, banyak orang tua yang membiarkan si kecil dalam posisi tersebut dalam waktu yang cukup lama. Bila ingin membuat bayi dalam posisi tengkurap, lebih baik dilakukan saat tidur siang saja, bukan saat bayi akan tidur di malam hari.
5. Memakaikan pakaian tidur yang terlalu tebal pada si bayi
Jika si kecil tidur di ruangan ber-AC, wajar jika kita khawatir bayi akan merasa kedinginan saat ia terlelap. Hal inilah yang membuat orangtua seringkali memilih pakaian tidur bayi berbahan tebal dan tidak menyerap keringat. Padahal tidak selamanya si kecil merasa kedinginan lho!
Pakaian bayi yang terlalu tebal hanya akan membuat si kecil merasa tidak nyaman dan merasa sesak. Agar si kecil tetap merasa sejuk, atur suhu ruangan terlebih dulu agar tidak terlalu panas atau terlalu dingin. Pilihlah baju bayi yang memiliki sirkulasi udara yang baik dan mudah menyerap keringat. Ini akan membuat bayi tidur lebih nyenyak dan lama.
6. Tidur dalam 1 kasur yang sama
Ibu manapun pasti ingin selalu berada dekat dengan si kecil, termasuk saat tidur. Dengan tidur bersama dalam satu kasur, ibu dapat mengontrol gerak-gerik dan memeriksa kondisi bayi setiap saat. Namun menurut data APP, ada baiknya orangtua dan bayi tidak tidur dalam satu kasur.
Saat tertidur, bunda bisa saja tidak merasakan apa-apa, apalagi saat lelah seharian mengurus keperluan si kecil. Jika tanpa sengaja tubuh bunda menimpa si kecil, bisa-bisa bayi terluka dan kesulitan bernapas.
Tidak hanya itu, tidur dalam satu kasur juga meningkatkan resiko bayi terkena virus dan bakteri. Apalagi kalau memang kondisi bunda tidak dalam keadaan fit.
Jadi ada baiknya jika bunda tetap sekamar dengan si kecil, tetapi tidak berbagi kasur yang sama. Gunakan kasur tambahan atau box bayi.