Di era teknologi seperti sekarang, paparan cahaya biru (blue light) menjadi bagian dari kehidupan sehari-hari bagi hampir semua orang.
Cahaya biru sendiri adalah jenis cahaya yang dipancarkan oleh LED di perangkat elektronik, seperti televisi, smartphone, tablet, dan laptop. Selain itu sinar biru juga bisa berasal dari matahari.
Menurut Pusat Medis Wexner Universitas Negeri Ohio, sinar matahari datang dalam warna, panjang gelombang, serta jumlah energi yang bervariasi. Sinar cahaya warna yang lebih hangat memiliki panjang gelombang yang relatif panjang dan mengandung lebih sedikit energi, sedangkan warna yang lebih dingin dengan panjang gelombang yang pendek memiliki lebih banyak energi. Cahaya biru cocok dengan yang terakhir, memiliki panjang gelombang yang lebih pendek dan lebih banyak energi.
Meski paparan cahaya biru matahari jauh lebih besar daripada sinar biru dari gadget, perangkat tersebut memancarkan cahaya dalam jumlah besar dan dalam jarak yang lebih dekat dengan mata. Karena itulah, sinar biru dari gadget lebih berpotensi besar dalam menyebabkan efek jangka panjang yang berbahaya.
Prevent Blindness, sebuah organisasi nirlaba nasional, mengatakan bahwa penelitian awal menunjukkan bahwa cahaya biru yang berlebihan dapat menyebabkan kelelahan mata. Saat mengalami kelelahan, bunda akan mengalami gejala seperti rasa pegal pada mata, iritasi, kesulitan fokus atau sakit kepala.
Menurut American Academy of Ophthalmology, efek negatif lain dari cahaya biru adalah perubahan pada ritme sirkadian seseorang. Paparan sinar biru dapat merangsang mata, menekan tingkat melatonin dan mengubah fase jam biologis sehingga membuat seseorang lebih waspada.
Dalam beberapa penelitian, peneliti membandingkan efek biologis dari membaca buku elektronik pada perangkat pemancar cahaya dengan membaca buku cetak beberapa jam sebelum tidur. Peserta yang membaca e-book membutuhkan waktu lebih lama untuk tertidur dan mengurangi kantuk di malam hari, mengurangi sekresi melatonin, waktu jam sirkadian yang lebih lambat dan mengurangi kewaspadaan keesokan paginya daripada saat membaca buku cetak.
Karena itulah, menatap layar sebelum tidur menjadi salah satu penyebab lelah saat bangun tidur. Jadi sangat disarankan untuk membatasi waktu menatap layar antara dua hingga tiga jam sebelum tidur.
Untuk menjaga kesehatan mata dan mengurangi efek sinar biru, bunda bisa menggunakan beberapa perlengkapan tambahan seperti kacamata komputer, lensa khusus dan lapisan pelindung.
Dan yang paling penting, gunakan aturan 20/20/20 – setelah setiap 20 menit melakukan tugas jarak dekat, bunda harus melihat sesuatu di luar jarak 20 kaki setidaknya selama 20 detik.