Daging adalah bahan makanan yang enak diolah dalam bentuk apapun. Mulai dari memasaknya dalam sup, dibuat rendang atau dendeng, sampai mencincangnya dan menjadikannya sosis.
Di Indonesia sendiri, olahan daging yang tidak kalah enaknya adalah dengan memasaknya langsung di atas api/bara api seperti sate atau barbeque. Meski rasanya nikmat, makanan yang dibakar dapat menimbulkan masalah kesehatan bila terlalu sering dikonsumsi dalam jangka panjang.
Salah satu efek samping makanan yang dibakar adalah hilangnya kandungan gizi dalam daging, seperti protein. Selain itu terlalu banyak mengkonsumsi makanan yang dibakar juga bisa menimbulkan asam lambung serta hipertensi. Dan yang paling membahayakan, mekanan yang dibakar berpotensi memicu kanker dalam tubuh Bunda.
Jika Bunda masih ingin mengkonsumsi daging dengan cara dibakar, Bunda bisa mengikuti beberapa tips berikut agar makanan yang dibakar tidak menimbulkan masalah kesehatan yang lebih serius.
1. Membumbui daging sebelum diolah
AGE (Advanced Glycation End Products) adalah senyawa yang terbentuk secara alami saat Bunda memasak makanan dalam suhu tinggi. Tingginya kandungan AGE akan berpengaruh pada meningkatknya potensi penyakit kronis seperti penyakit jantung dan diabetes.
Salah satu cara untuk menguranginya adalah dengan merendam daging dalam marinasi selama 30-60 menit terlebih dahulu.
Mengutip data dari American Institute for Cancer Research, merendam daging dalam larutan marinasi asam (dengan cuka atau lemon) dapat mengurangi produksi AGE hingga setengahnya, dibanding makanan yang tidak dibumbui terlebih dahulu.
2. Kurangi konsumsi daging
Makanan yang mengandung protein dan lemak tinggi seperti daging akan menghasilkan AGE dan HCA dalam jumlah tinggi. Sementara makanan yang rendah lemak atau berkarbohidrat seperti nasi dan sayuran justu sebaliknya.
Jadi alih-alih mengkonsumsi lebih banyak daging bakar, Bunda bisa mengkonsumsi lebih banyak nasi dan sayuran. Dengan begitu bunda dapat mengurangi efek samping makanan tersebut. Bunda pun bisa mendapatkan nutrisi penting dari sayuran yang Bunda konsumsi.
3. Jangan terlalu lama mengolah daging
Cara lain untuk mengurangi efek makanan yang dibakar adalah dengan mengolahnya secepat mungkin. Hal ini bisa Bunda lakukan dengan memotong daging atau ikan dalam ukuran kecil agar lebih cepat matang.
4. Kurangi olahan daging
Olahan daging seperti hotdog atau sosis, memiliki hubungan yang erat dengan risiko kanker dan penyakit jantung, tidak peduli bagaimana cara Bunda menyajikannya. Karena itulah, bunda tidak perlu mengolah makanan tersebut dengan cara dibakar agar nilai HCA dan PAH yang berbahaya tidak semakin meningkat dan membahayakan kesehatan Bunda.
5. Hindari bagian daging yang gosong
Bagi sebagian orang, memakan bagian yang gosong dari makanan yang dibakar adalah bagian yang paling nikmat. Padahal pada bagian tersebut risiko kesehatannya juga lebih tinggi dibanding bagian lainnya lho! Jika Bunda peduli dengan masalah kesehatan Bunda di kemudian hari, baiknya pisahkan bagian yang gosong dan jangan mengkonsumsinya.
6. Jangan membakar dengan bensin dan sejenisnya
Saat membuat api untuk membuat arang, ada baiknya jika Bunda tidak menggunakan cairan yang mudah terbakar seperti bensin atau sejenisnya. Agar arang bisa terbakar, Bunda bisa menggunakan koran, kertas, atau sabut kelapa.